Thursday, April 16, 2009

Menyingkap Zaman Keemasan Islam

Oleh: Ilham Bin Ismail

ABSTRAK
Telah dipercayai oleh umum bahawa peradaban adalah hasil dari kebijaksanaan sebuah bangsa atau budaya, sehingga peradaban Yunani adalah merupakan hasil kebijaksanaan bangsa Yunani, begitu pula dengan peradaban Barat yang sekarang sedang moden adalah merupakan hasil kebijaksanaan dari bangsa- bangsa Barat. Tetapi kebijaksanaan sebuah budaya tidak akan mungkin berkembang tanpa usaha yg bersungguh- sungguh. Tidak satu pun dari peradaban yang pernah jaya dalam sejarah yang tidak disertai dengan dengan perhatian dan upaya pendidikan. Hal ini sepenuhnya berlaku untuk peradaban Islam yang pernah jaya dan menjadi pemimpin dunia untuk masa yang cukup panjang, sebelum kemudian peradaban Barat mengambil- alih kepimpinan pada masa moden sekarang. Antara bidang yang dikembangkan para bijaksana umat Islam yang pada masa itu melahirkan peradaban tersebut ialah bidang pendidikan. Bidang ini adalah bidang yang belum dikaji berbanding bidang- bidang lain dari peradaban yang sama. Mesin pendidikan Islam pra- moden berfungsi dengan baik dan berhasil melahirkan sebuah suasana di mana kemajuan ilmu pengetahuan dapat berjalan dengan cepat. Dalam kemeriahan suasana ilmiah ini tumbuh berbagai jenis lembaga pendidikan dengan berbagai jenis lembaga tempat ia akan melanjutkan pendidikannya.

Kemungkinan pilihan membentang mulai dari madrasah sampai dar Al- Quran dan dar Al- Hadis, bila ia diinginkan sistem pendidikan yang agak formal. Bila dia menginginkan sistem pendidikan yang agak longgar, dia boleh memilih halaqah- halaqah di masjid- masjid.

Kegiatan Pada Ilmiah Zaman
Pra- Islam

- Arabia Pra- Islam

Sebelum datangnya Islam, tradisi pendidikan bangsa Arab pagan pada dasarnya terbatas pada tradisi lisan. Pewarisan pengetahuan, nilai dan tradisi berlangsung dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. Materi pendidikan mencakup pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kondisi kehidupan setempat saat itu. Dengan kebanyakan penduduk yang masih nomad ( berpindah randah ), maka materi pendidikan mencakup teknik dasar betenak ilmiah, mengetahui lokasi lahan dan rumput subur dan pengetahuan dasar tentang arah untuk menghindari tersesat di tengah padang pasir yang luas.

Pada zaman pra-Islam, puisi Arab telah berkembang maju, dan ketika diwarisi oleh sastrawan- sastrawan Muslim masih tetap mendapat tempat tersendiri dalam perkembangan puisi dan bahasa Arab pada waktu- waktu berikutnya.

- Luar Arabia

ATHENA

Athena mengalami kemakmuran dan kemajuan budaya, serta menjadi salah satu pusat kegiatan intelektual Romawi di bawah kekuasaan kerajaan besar Romawi Timur. Sejumlah pusat pendidikan berdiri dan filsafat dan ilmu- ilmu lain berkembang dengan baik. Di kota inilah Plato (347 S.M) hidup dan mendirikan sebuah akademi filsafat yang belakangan berkembang menjadi Museum Athena tempat sejumlah ilmuwan dari berbagai bangsa dan agama mengembangkan ilmu pengetahuan. Pada tahun 529 M, Kaisar Romawi (timur), Justinian I, menutup Museum Athena dan sekolah- sekolah yang lain dan menutup Athena bagi filosof dan ilmuwan pagan yang sebelumnya bebas keluar masuk atau menetap di sana. Penutupan ini dilatarbelakangi oleh berbagai alas an, termasuk pandangan agama Kaisar yang tidak terlalu menghormati ilmu pengetahuan dan alasan- alasan ekonomi. Yang paling signifikan dalam pembicaraan sekarang bukanlah kenyataan ditutup atau runtuhnya pusat- pusat kegiatan intelektual Athena, tetapi efek yang kemudian ditimbulkannya. Banyak filosof dan ilmuwan yang memutuskan untuk pindah ke kota- kota lain di pantai sebelah Timur Laut Tengah (Meditteranean) disebabkan hilangnya kebebasan akademis dan fasilitas di Athena. Eksodus ilmuwan ini membawa mereka lebih dekat ke Semenanjung Arabia lahir dan berkembang tempat Islam akan.

ALEKSANDRIA
Seperti Athena, Aleksandria adalah sebuah kota kuno. Sama halnya dengan Athena, kota ini dulunya berada di bawah kekuasaan Romawi sampai menjelang datangnya Islam. Sejak abad pertama Masihi, Aleksandria telah menjadi pusat berkembangnya filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani bersama- sama dengan pengetahuan yang berasal dari Timur (India dan China) mahupun Mesir Kuno sendiri. Bantuan yang diberikan oleh para kaisar di Konstantinopel melatarbelakangi kemajuan Aleksandria yang berlangsung sekitar lima abad. Kejayaan ini didukung oleh ilmuwan- ilmuwan besar seperti Euclid dan Ptomely dan sejumlah besar sarjana lain yang berasal dari pelbagai latar belakang bangsa dan agama. Fanatisme agama nampaknya berperanan besar dalam proses kemunduran kegiatan ilmiah di Aleksandria. Sejak awal abad ke-5M, kegiatan intelektual di kota ini terus mengalami kemunduran, sehingga pada saat penaklukan Islam, yang tersisa dari Museum Aleksandria hanyalah bahagian kecil dari lembaga yang dulunya megah dilengkapi dengan ruang- ruang belajar, perpustakaan besar, dan Observatorium raksasa. Dengan mundurnya Aleksandria ditambah pula dengan apresiasi yang rendah terhadap kegiatan ilmiah, sejumlah besar ilmuwan meninggalkan Aleksandria dan pindah ke daerah yang berada di bawah naungan Kerajaan Sasaniyah, tempat kebebasan intelektual dijamin bagi seluruh ilmuwan tanpa mempersoalkan afiliasi keagamaannya.

EDESSA, HARRAN DAN NISIBIS
Seperti terdahulu, kemunduran Aleksandria mengakibatkan eksodus ilmuwan. Di antara kota- kota yang menjadi tujuan mereka adalah Edessa dan Harran tempat kebudayaan Syria adalah yang paling dominant. Perbezaan besar dari pusat intelektual ini adalah dominasi oleh ilmuwan Kristen Nestoris atas Edessa, sementara Harran didominasi oleh ilmuwan non- Kristen, terutama pagan. Dari Edessa dan Harran, pusat kegiatan intelektual bergeser ke kota Nisibis, masih di Mesopotamia Utara. Akademi Edessa ditutup atas perintah Kaisar Romawi pada 489M. Menurut Nakosteen, pada separuh pertama abad ke-6M, Nisiblis mempunyai akademi pendidikan tinggi terbaik di dunia. Di sinilah berlangsung proses penerjemahan besar- besaran dari bahasa Yunani dan Sansekerta de dalam bahasa Pahlavi (Persia Lama) dan bahasa Syria. Karya- karya yang diterjemahkan mencakup matematik, kedoktoran, astronomi dan filsafat. Proses ini melibatkan ilmu- ilmuwan Syria, Yahudi, dan Persia.

JUNDI SYAPUR
Sejarah Jundi Syapur konon kembali ke masa pra- sejarah, ketika kota ini masih bernama Genta Sapairta (Taman nan indah). Tetapi posisi Jundi Syapur menjadi semakin penting pada masa kekuasaan Sasaniyah, ketika Raja Shapur memperluas kota ini dan membangun sebuah lembaga pendidikan tinggi yang kemudian membuat Jundi Syapur menjadi kota intelektual terpenting di seluruh daerah kekuasaan Sasaniyah, bahkan juga di seluruh teritori Kerajaan Romawi. Perlu diungkapkan bahawa sebelum masa Sasaniyah bangsa Persia telah berubah mengembangkan ilmu pengetahuan yang berasal dari Babilonia dan India. Khalifah- khalifah pertama Dinasti Abbasiyah memanfaatkan doktor- doktor dari Jundi Syapur sebagai doktor istana. Dalam konteks ini, kejayaan Jundi Syapur berlanjut sampai akhir abad ke-4/10, dan berfungsi sebagai jalur utama masuknya warisan- warisan pengetahuan dari peradaban kuno ke dalam peradaban Islam. Di samping kegiatan di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan, Jundi Syapur juga berperanan dalam proses penerjemahan sastera Hindu ke dalam bahasa Pahlavi. Contoh paling terkenal dari hasil kegiatan ini adalah Kalilahwa- Dimnah yang diterjemahkan dari bahasa Sansekerta.

INDIA DAN TIMUR JAUH
Dibanding dengan pusat- pusat kegiatan ilmiah yang terdapat di daerah-daerah Kerajaan Romawi dan Sasaniyyah, India dan Timur Jauh mempunyai pengaruh yang lebih sedikit dan tidak langsung pada perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, oleh kerana letak geografisnya yang relatif lebih jauh dari Arabia. Namun demikian perlu kita ingat bahawa daerah ini telah membuat beberapa kemajuan ilmiah sepanjang abad ke-6M. India membuat kemajuan berharga dalam bidang matematik lewat ilmuwannya yang bernama Varahamihira. Kamajuan di bidang ilmu bahasa juga terjadi di India. China terkenal dengan ilmu kedoktoran, astronomi,geografi, historiografi dan matematik

Kuttab
Kuttab ialah lembaga pendidikan dasar terutama mengajarkan tulis- baca. Ahmad Syalabi adalah ilmuwan pertama yang menjelaskan terdapatnya dua jenis kuttab dalam sejarah pendidikan Islam. Kuttab jenis pertama adalah kuttab yang berfungsi mengajarkan tulis- baca dengan teks dasar puisi- puisi Arab dan sebahagian besar gurunya adalah bukan beragama Islam (non-Muslim). Kuttab jenis kedua adalah berfungsi sebagai tempat pengajaran Al- Quran dan dasar- dasar agama Islam.

MASJID
Pada zaman klasik Islam, masjid mempunyai fungsi yang jauh lebih besar dan bervariasi berbanding sekarang. Dahulu, di samping sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi pusat kegiatan sosial dan politik umat Islam. Selain itu, masjid juga adalah lembaga pendidikan semenjak masa paling awal Islam.

Jami’ dan Masjid
Dalam peradaban Islam,terdapat dua jenis masjid. Pertama ialah Al- Jami’ dan yang kedua ialah Masjid. Terdapat beberapa perbezaan antara kedua- duanya. Jami’ adalah masjid yang digunakan sebagai tempat melaksanakan ibadah Jumaat, sedangkan masjid adalah masjid yang lebih kecil yang hanya digunakan sebagai tempat ibadah harian yang lain, kecuali solat dan khutabak Jumaat. Jami didirikan oleh penguasa (khalifah, amir, sultan) atau oleh orang lain dengan izin rasmi dari pemeirntah. Bagi masjid, biasanya didirikan oleh sekelompok Muslim atau seorang individu untuk memenuhi perkara harus satu lokasi tertentu. Pendirian masjid tidak harus mendapatkan izin dari pemerintah. Perbezaan bukan setakat itu sahaja. Jami’ biasanya diurus oleh pemerintah dan digunak sebagai tempat menyampaikan ucapan kenegaraan kepada masyarakat luas. Masjid pula biasanya bergantung kepada wakaf dan sedekah dari pemerintahan dan dapat ditentukan kegiatannya sendiri.

MASJID KHAN
Secara umumnya, perkataan ‘khan’ bererti penginapan, motel atau yang sejenisnya. Dalam sejarah kebudayaan Islam khan pula bermaksud bangunan yang berfungsi sebagai gudang atau pusat perdagangan. Tetapi dalam konteks hal- hal lembaga pendidikan, dan berdasarkan fungsinya, maksud yang paling tepat ialah ‘asrama’. Oleh itu,lembaga masjid- khan yang akan dibicarakan di sini ialah masjid yang dilengkapi dengan sebuah asrama bagi pelajarnya. Ini merupakan pebezaan paling ketara dari masjid yang telah dibincangkan terdahulu. Khan biasanya dibina berdekatan dengan masjid.

Madrasah
Madrasah merujuk kepada lembaga pendidikan tinggi yang secara luas berkembang di dunia Islam pra- moden. Seperti diketahui umum, madrasah adalah hasil perubahan dari masjid sebagai lembaga pendidikan dan khan sebagai tempat tinggal pelajar. Di sini terdapat beberapa jenis madrasah :

a)Madrasah Nizhamiyah, Nisyapur
Tidak jelas bila madrasah ini dibangun. Tetapi kita mengetahui dari Ibn Khallikan (w681/1282) bahawa Al- Juwayni menjadi mudarris (guru besar) pada madrasah ini selama lebih tiga dekad yang berakhir dengan kematiannya pada 478/ 1085.

b)Madrasah Nizhamiyah, Baghdad

Dari kebanyakan madrasah yang dibangun oleh Nizham Al- Mulk, Nizhamiyah Baghdad adalah yang paling terkenal mungkin disebabkan oleh kelengkapan catatan sejarah tentang madrasah ini. Pada penghujung tahun 457/ 1065, menurut catatan Ibn Al- Jawzi, pembangunan Madrasah Nizhamiyah Baghdad dimulai. Beberapa bangunan istana tua di pinggir Sungai Tigris diruntuhkan, lalu bahan bangunannya digunakan untuk madrasah ini.

c)Madrasah Imam Abu Hanifah, Baghdad

Ibn Al- Jawzi memberitakan bahawa pada tahun 459/ 1066-1067, Abu Sa’d, Sultan Alp Arslan, menjaga makam Abu Hanifah, dengan memberinya batu nisan (malban), dan membangun sebuah kubah di atasnya. Di samping itu, membangunnya madrasah dengan tempat tinggal bagi para fuqaha dan mengangkat seorang mudarris untuk mengajar mereka.

d)Madrasah Al- Mustanshiriyah, Baghdad

Nama madrasah ini diambil dari nama pembinanya, Khalifah Abbasiyah ke-36, Al- Mustanshir (623-640/ 1226-1242). Kemudahan tersedia mencakupi ruang kuliah, asrama, aula, kolam, dapur umum, dan gudang. Dalam madrasah ini juga terdapat sebuah perpustakaan, sebuah dar Al- Quran, sebuah Dar Al- Hadits, sebuah rumah sakit, dan sebuah gudang ubat.

KESIMPULAN
Secara umumnya, semuanya ibarat bukti- bukti yang berharga di tengah hamparan sejarah pendidikan Islam sebelum wujudnya zaman moden yang melanda dunia sekarang ini. Tidak lama kemudian peradaban Islam yang dahulunya berjaya seolah tidak dihargai lagi dek kerana adanya peradaban barat dan juga zaman moden ketika ini. Umat- umat Islam perlulah berdisiplin agar tidak lalai dengan peradaban Barat yang kini sedang berleluasa. Oleh yang demikian, diharapkan agar peradaban Islam yang dahulunya berdiri teguh dapat dikembalikan setelah sekian lamanya dicabuli oleh peradaban Barat. Sebagai Muslim, tentu sahaja kita menanti dengan penuh harapan agar cita- cita ini tercapai. Sekian, wassalam.

No comments: